Flavalicious

 "Mie goreng Indomie itu seperti 'Sapporo Ichiban (merk mie instan)' di Jepang" | "Selain rasa normal, ada juga banyak rasa lain seperti 'rasa pedas', 'rasa sate' dan 'rasa rendang'..."
Produk2 mie instan itu berlogo halal, tandanya memenuhi aturan agama Islam" | "Jauh berbeda dgn Jepang ya..."

Beberapa waktu lalu di kaskus ada Hot Thread (kayak trending topic di twitter). Pasalnya, seorang kaskuser mengupload sebuah kisah komik dari Jepang tentang mie instant gitu. Usut puya usut, yang dibahas salah satunya adalah Indomie. Merk mie instant terbesar di Indonesia.

Ulasannya kayak rasa, mereka ngomongin rasa mana yang paling enak. Salah satunya rasa sate, mereka bilang itu mirip dengan Peyoung (salah satu masakan Jepang). Dan lain-lain.

Yang menjadi masalah adalah salah satu tokoh di komik tersebut menjelaskan bahwa mie instant Indonesia itu punya rasa asin 3x lipat lebih kuat dibandingkan mie instant di sana. Bisa dibilang jumlah garamnya 3x lipat lebih banyak. Mereka bertanya dan membahasnya mengapa. Banyak argumen di sana.

Setelah gw berpikir juga, ya gw menemukan jawabannya. Itu sama sekali gak aneh.

Simpel sih.

Jadi gini, orang Indonesia kalo kerja atau beraktifitas itu gak keringetan. Keringetannya pas makan. Otomatis, waktu makan, garam banyak yang keluar lewat keringat. Sensor lidah kita akhirnya "meminta" tambahan garam yang rasanya asin itu. Bisa dibilang secara otomatis tubuh mengubah selera makan kita menjadi "ingin" garam pada waktu makan. Jadi pas makan Mie Instant tersebut kita jadi pengen garam lebih dari orang Jepang yang pada rajin dan sibuk kerja dan ga keringetan pas makan.

Alias orang Indonesia masih pada kurang rajin.. Hahaha.

Comments