Sweet Memory


Ini bukan cerita lucu yang biasanya, tapi cerita fiksi yang gw dapet pas lagi mimpi. Kebetulan gw minjem nama adek angkatan gw yang pipinya paling menggiurkan.. kayak dulu pas nyium pipinya (dulu pas liburan smester 2 ke 3) k Arum Kesmo Harini yang kemaren ulang tahun dan gw kasih selamat di fb. 

Aku berjalan, di sana, di gunung merbabu di Magelang.

Aku dan teman-teman sedang fieldtrip, yap jalan-jalan turun lapangan yang rutin diadakan tiap tahun. Pemandangan hijau yang Indah,udara yang segar, senyuman ramah warganya, merupakan benda non-materi termahal yang kuingat hingga saat ini.

Ketika itu aku menyusuri jalan mencari warung untuk membeli sikat gigi. Sikat gigi ku tertinggal, jadi memang seperti itulah. Tak terasa sudah 12 menit aku berjalan, benar-benar jauh. Tapi aku maklum,ini desa, bukan Jakarta-tempat tinggalku selama 18 tahun lalu.
Sebelum akhirnya aku melihat Intan.

Intan dan rekan-rekannya berjalan naik menyusuri jalan yang sudah beraspal halus itu. Aku berjalan turun, melawan arah jalan mereka. Mereka ber-7.

Dan aku melihat salah satu anak dengan krudung dan baju hitam dengan celana training biru donker garis merah-putih di sisi-sisinya itu.

Dia cantik.

Tapi bukan itu yang jadi masalah.

Tubuhku tak bisa bergerak.

Seakan-akan aku tak bisa mengalihkan wajahku untuk tidak menatapnya dengan tanpa ekspresi karena kurasa itu tindakan yang tidak sopan.

Sesekali dia balik melihatku.

Sesekali membuang arah pandangan.

Aku terdiam.

Dan tubuh ini masih belum mau bergerak.

Perempuan manis yang tingginya sebahuku ini sekarang menatapku serius. Dia berhenti berjalan dan mulai ditinggal rombongan 7 orang itu. Dia dan tas gunung besarnya itu berjalan ke arahku.

Sekitar 1 menit dia baru sampai sambil terengah-engah.

Aroma parfum khas seperti buah apel dan cengkeh itu terhirup jelas di sensorik penciumanku.

“Kenapa dari tadi melihatku?” tanyanya heran setengah marah.

Aku masih belum bisa memalingkan wajah.

“Halo?” seraya mengayunkan tangannya di depan wajahku.

“Ah ! iya !?” jawabku spontan.

“Aku tanya ya mas? Kenapa dari tadi ngeliatin aku?”

“Ah,itu, hem, aku juga gak tau” Jawabku heran.

“Ha?” dia terdiam sejenak.

Dari kejauhan, seorang lelaki berbaju biru dan celana training hitam memanggil keras.

“Intan ! Cepet  e! Dienteni ki (Intan! Cepat lah ! ditunggu nih !)”

“Iya !” jawabnya cepat.

Aku masih diam.

Perempuan cantik pemanjat gunung itu berbalik.

3 langkah setelahnya mulutku pun terbuka.

“Intan ya?” tanyaku dengan nada rendah.

“Iya?” seraya memalingkan wajah ke arahku.

“Aku Fahmi, eh, aku biasa dipanggil Ami, dari Jakarta, aku mahasiswa smester 3 di UGM, pertanian UGM”

Dia terdiam mendengarkan.

“Suatu saat, kita pasti ketemu lagi, pasti” kataku seraya tersenyum lebar dan puas tentu dengan alasan yang tidak dapat kujelaskan, karena aku memang tidak tahu kenapa.

“Iya, Mas Fahmi? Sudah ya, aku jalan dulu” Dia memalingkan wajah setelah melihatku selama 3 detik dan kembali berjalan cepat menyusul ketinggalannya.

Setelah agak jauh, aku berlari secara spontan, dan berteriak.

“Suatu saat kita pasti ketemu lagi !” teriakku tanpa sadar.

Intan berbalik sedikit dan tersenyum lalu berkata “Iya! Aku tunggu ya wahai orang asing ! hahaha !”

Aku tersenyum dan sedikit tertawa mendengar dan melihat senyumannya itu.

Ya, di awal smester 5 ku ini, satu tahun setelahnya.

Intan menjadi adik angkatanku.

Aku ingat betul senyuman manisnya itu.

Dan aku tidak peduli dia ingat atau tidak, karena aku tidak mau apa-apa, aku hanya mau melihatnya 
tersenyum di kampusku ini.

Pertemuan yang manis bagiku.

Sangat manis

Comments