Kantin FK UGM? Kayak apa sih?

Tadi siang sehabis shalat jum'at aku dan Greta memutuskan untuk makan siang di kantin Fakultas Kedokteran UGM. Kami punya tujuan untuk mampir ke semua kantin di 18 fakultas di UGM.

Setibanya di kampus itu, kami panik karena gak tau lokasi kantinnya dimana, dengan setengah gagap, kami memutuskan duduk di taman-taman depan gedung depan FK yang megah itu. Menanti ada bidadari cantik yang memakai jas lab menyapa dan memberi tahu arah kantin FK.

Namun apa daya. Kami malu bertanya, sejenak kami memutuskan untuk duduk diam di situ. Sesekali beberapa mahasiswa FK tersebut melirik ke arah kami sambil bertanya dalam hati "Hmm.. Kebun binatang kan bukan di sini..??". Sedetik mereka melirik, sedetik mereka mulai melihat ke tempat lain seolah-olah kami-yang mereka lirik- tak menyadari pandangan curiga mereka.

Setelah 10 menit menunggu balasan BBM temen Greta yang sekolah di kampus FK tersebut, kami memutuskan untuk bertanya kepada seseorang berkemeja hijau yang seragamnya tersebut sangat familiar di mata kami. Pemuda tersebut sedang menyirami Bush (semak-semak) dengan selang berwarna biru.

Aku:"Mas,Kantinnya dimana ya?"

X:"Di sana Mas (menunjuk suatu arah) lurus terus sampai sebelum parkiran mobil.."

Aku:"Makasih Mas.."

Greta:"............"

Sesampainya di Kantin tersebut, kami disapa oleh suasana super nyaman. Suasana berbeda dengan kantin yang kami miliki di kampus Pertanian, atau bahkan dengan sekolah menengah pertama dan atas kami sebelumnya. Meja berkaki 1 yang beratap kaca dan kursi khas yang apik dan tersusun rapih menjadi daya tarik tersendiri bagi kami. Belum lagi petugas kantin yang semuanya menggunakan celemek dan dapur yang bersih. Benar-benar suasana yang menyenangkan.

Seketika aku duduk dan melihat lihat menu.

Seketika itu juga aku deg-degan karena sadar di dompet hanya membawa uang sebesar 20 ribu rupiah.

Aku:"Gret,gw cuma bawa 20 ribu nih, kalo kurang gw pinjem duit lw ya.. ngeri gw nih.."

Greta:"Santai.. santai.."

Kata santai di sana, terlihat jelas bahwasanya Greta membawa uang lebih yang kalau memang harga di kantin  Fakultas "Termahal" di UGM tersebut memaksa kami untuk merogoh kocek jauh lebih dalam.

Namun, aku tetap deg-degan ingin memesan, perasaan takut dan grogi bercampur aduk karena merasa ini bukan wilayah kekuasaan kami, ya walaupun sekalipun di kampus pertanian kami cuma kacung.

Greta menjelaskan sistem pembayaran dan pemesanan di sana, ternyata di sana kita memesan makanan, lalu diantarkan, lalu "Bon" kuning untuk makanan dan minuman yang diberikan oleh pembuat makanan diantar ke kasir, lalu bayar di kasir setelah makan selesai.

Benar, Kami memesan Gado-gado dan es teh manis.

Aku pun bergidik dan bergeming melihat tampilannya yang baik dan bersih. Aku takut karena makan makanan ini, besok harus puasa.

Seketika es teh manis datang, dan sebuah bon yang dibalik diantar bersama-nya. Pelayanannya bak restoran di pinggir jalan besar Yogyakarta, luar biasa.

Aku pun dengan hati-hati dan hati deg-degan membaliknya, berharap harganya tidak mencekik leher ku dengan kencang.

dan benar.

Harganya Rp1500/gelas. Itu adalah harga normal. Dan betapa kagetnya wajah orang-orang di sana karena melihat wajah kami yang kaget melihat bon tersebut. Diluar dugaan, es teh manis di sini harganya normal.

Semenit kemudian, makanan utama pesanan kami datang.

Dibawa diatas nampan besi yang rata dan dalam kondisi terawat. Satu piring diletakkan, menyusul piring kedua.

Tanpa Bon Kuning.


Aku pun memutuskan untuk tidak memakannya karena memang takut harganya kemahalan. Menunggu datangnya Agnes Monica menari di depan kami sambil bilang "I'm Vario, What about your father?".

Greta yang sibuk menekan-nekan tombol di Black Berry-nya serius tidak menatap makanan itu sama sekali.

Lalu pandanganku tertuju dalam komposisi Gado-Gado Kantin Fakultas Termahal di UGM. Di sana ada kentang yang direbus dengan sangat-sangat lembut yang rasanya seakan-akan sudah ada di bibir ku. Bersih,semua bersih. Kasirnya menggunakan masker, pertugas kantinnya lengkap dengan celemek yang bersih pula.

Satu dua suapan pun aku lakukan.

Seketika, 2 lembar kertas kuning berukuran 4x4 cm diantar oleh petugas kantin secara terbalik. Kami terdiam dan berharap kami tidak salah tempat dan tidak salah harga. Kami membalik kertas kuning persegi itu..

deg-deg..


deg

deg..

dan ternyata angka enam ribu rupiah terpampang jelas di sana.

Kembali semua orang di sana kaget melihat ekspresi kaget kami melihat harga yang standar bagi sebuah makanan mahasiswa bahkan cenderung murah bila dilihat dari kebersihan lokasi dan petugasnya pun pelayanannya.

Seperti kata Pak Panji (Dosen Budidaya Pertanian) "Hipotesis orang-orang tanpa adanya pembuktian dengan penelitian, hanya Bullshit semata.."

Hari ini kami belajar, image berharga yang dimiliki sesuatu/seseorang, tidaklah sama berharganya dengan kenyataan yang dimiliki sebenarnya. Don't judge people from the cover karena men-judge buku from the cover merupakan strategi mendapatkan buku berkualitas.

Sejenak kami memandang pada menu diatas etalase makanan yang dipajang. Harganya standar bahkan cenderung murah, nasi goreng yang dihias berbentuk mangkok di atas piring beling putih bersih dan lengkap dengan platting indah ternyata harganya serupa denga gado-gado yang kami pesan, begitu pula dengan menu lainnya, harganya tidak semahal yang kami bayangkan sebelumnya.

Saya Fahmi Anugrah,Salam Wisata Kantin Kampus UGM. Kantinmu,kantinku,jangan mahal-mahal.

Selanjutnya kami akan ke Fakultas Peternakan. Nantikan Ulasan berikutnya.

Salam WWK !

Comments