ANGKOT SETAN

Gw dapet kisah menyeramkan ini dari Irvin Anas Azizi, biasa dipanggil Irvine Habibi sama anak-anak. Beliau seorang mahasiswa strata 1 di Universitas Indonesia Fakultas .. apa gitu, yang jelas beliau mendalami Jurusan Bioteknologi(buat yogurt,nata de coo, sama tempe).

Angkot Setan..

Malam itu, saya mengikuti sebuah acara sederhana di daerah pancoran, Jakarta Selatan. Acara Ulang Tahun Temen yang ke sekian! Saat itu saya masih santai, karena belom punya tanggungan alias belom nikah. Oke. Setelah acara selesai, kita semua pulang saya pun  menunggu angkot. Mengingat hari sudah malam dan Jakarta di kala itu masih sangat jarang dihinggapi oleh banyak Angkutan Kota seperti saat ini, saya berniat berjalan sedikit demi sedikit selagi melihat ke belakang jikalau ada angkot yang lewat, angkot nomer 16. Saya pun berjalan di tengah dinginnya malam, gulitanya remang-remang cahaya lampu jalanan yang berwarna oranye, menanti datangnya sura kenalpot yang khas dari belakang angkot yang hendak saya naiki.. karena merasa cukup lelah dan heran, saya berhenti sejenak, tak terasa saya berada di pinggir pagar, dan masalahnya bukan pagar itu, tapi apa yang berada di sebrangnya, yaitu, kuburan.

Saya berusaha semaksimal mungkin untuk tetap berpikiran positip. POSITIP. oke. saya tidak mengharapkan adanya sesosok apapun di sana.  benar-benar tidak mengharapkan. waktu semakin berjalan dan tiba-tiba!

sesosok bayangan berada di kejauhan jalan, saya merinding! saya ketakutan! tangan saya berkeringat! bulu-bulu roma yang ada di leher saya menegang! rasa dingin malam itu seakan membuat nyali saya untuk foto bareng Kania Prathita hilang!(halah..). saya berdoa dalam hati dan saya lafalkan dengan mulut saya yang tipis ini. oke. Ternyata itu hanya angkot biasa, angkot nomer 16. Saya naik ke angkot itu, saya berharap tidak ada sesuatu apapun yang terjadi. Aneh. Semua orang di Angkot ini kebetulan memakai baju warna kuning, saya tidak peduli. Ini sudah malam. Saya melihat ke arah supirnya, Aneh. Sang supir berwajah setengah sadar dengan matanya yang setengah terbuka(apa setengah tertutup ya?). begitulah. Saya sudah lelah dan takut. Akhirnya di perjalanan, satu persatu penumpang turun, saya tidak berniat melakukan apapun. saya sendirian di angkot ini. saya benar-benar sendirian.

Tak terasa, waktu sudah berjalan begitu cepat. Saya sampai di tempat yang saya tuju, tubuh saya lemas. tak bisa bergerak sedetik setelah turun dari angkot. saya membayar ke supirnya, dengan uang pecahan 5000 rupiah. saat itu sekali naik angkot masih 500 rupiah untuk penumpang umum.

Namun tiba-tiba.. sang supir mengembalikan uang sebesar 2000 rupiah dan langsung melesat cepat bagai roket. lalu saya dengan sisa tenaga yang ada berteriak 'DASAR ANGKOT SETANNN!"

the end.



image from: queeky.com

Comments